Alat Dapur Produk Muchlis Tak Kalah dengan Produk Modern
Probolinggo - Seiring perkembangan teknologi, alat dapur serba otomatis kini banyak mewarnai pasaran. Namun kemajuan zaman ini tidak serta merta membuat produsen tradisional menyerah pada keadaan. Di Kabupaten Probolinggo misalnya, seorang produsen alat dapur mampu bertahan meski hanya bekerja dengan alat sederhana.
Aktivitas produksi alat dapur yang dilakukan Muchlis, warga Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo tersebut telah ditekuninya sejak tahun 1995. Ia memproduksi berbagai jenis alat dapur menggunakan alat-alat sederhana.
Meski alat yang digunakan jauh tertinggal dibanding alat pabrikan, namun Muchlis tidak berkecil hati. Bahkan, dia mengaku produksinya memiliki konsumen fanatik. Dibantu 12 karyawannya, Muchlis mengolah sendiri bahan baku dasar berbentuk lempengan aluminium yang dibelinya dari Surabaya. Untuk menjamin kebersihan produksi, dia juga melakukan sistem pemanasan menggunakan soda api. Eksistensi usaha Muchlis putra asli Sidoarjo ini tidak sekadar bermodal kenekatan. Meski hanya mengantongi ijazah SLTA, keahliannya di bidang pengelasan sangat mendukung kualitas
barang yang diciptakan. Tidak heran, jika alat dapur berbahan dasar aluminium seperti alat penggorengan, tungku hingga alat menanak nasi memiliki nilai lebih dibanding produk modern. Selain lapisannya lebih tebal, alat dapur buatannya juga tahan lama. Karena pertimbangan kualitas, Muchlis mengaku tidak tertarik mengembangkan usahanya menggunakan alat modern. Sebab, dengan alat produksi sederhana pun omzet penjualan produknya telah mencapai hasil jutaan rupiah per bulan
Muchlis berharap penjualannya akan mempunyai prospek yang besar terutama untuk pemasaraan didaerah probolinggo dan sekitarnya.
Aktivitas produksi alat dapur yang dilakukan Muchlis, warga Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo tersebut telah ditekuninya sejak tahun 1995. Ia memproduksi berbagai jenis alat dapur menggunakan alat-alat sederhana.
Meski alat yang digunakan jauh tertinggal dibanding alat pabrikan, namun Muchlis tidak berkecil hati. Bahkan, dia mengaku produksinya memiliki konsumen fanatik. Dibantu 12 karyawannya, Muchlis mengolah sendiri bahan baku dasar berbentuk lempengan aluminium yang dibelinya dari Surabaya. Untuk menjamin kebersihan produksi, dia juga melakukan sistem pemanasan menggunakan soda api. Eksistensi usaha Muchlis putra asli Sidoarjo ini tidak sekadar bermodal kenekatan. Meski hanya mengantongi ijazah SLTA, keahliannya di bidang pengelasan sangat mendukung kualitas
barang yang diciptakan. Tidak heran, jika alat dapur berbahan dasar aluminium seperti alat penggorengan, tungku hingga alat menanak nasi memiliki nilai lebih dibanding produk modern. Selain lapisannya lebih tebal, alat dapur buatannya juga tahan lama. Karena pertimbangan kualitas, Muchlis mengaku tidak tertarik mengembangkan usahanya menggunakan alat modern. Sebab, dengan alat produksi sederhana pun omzet penjualan produknya telah mencapai hasil jutaan rupiah per bulan
Muchlis berharap penjualannya akan mempunyai prospek yang besar terutama untuk pemasaraan didaerah probolinggo dan sekitarnya.
0 komentar