Subscribe:Posts Comments

You Are Here: Home makanan , Profile Rawon Nguling



Rumah makan yang mampu menyajikan hidangan dengan rasa memikat akan terus dicari penggemarnya. Rumah makan Rawon Nguling Salah satunya. Dari tahun 1942 berdiri rumah makan yang pusatnya ada di Jl. Raya Tambakrejo No. 75, Kec. Tongas Kab. Probolinggo ini sukses memperluas sayap usahanya hingga mencakup

beberapa lokasi di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang. Seperti apa menu istimewa rawon nguling yang bikin penasaran hingga kalangan artis dan pejabat Negara ini?
Bila Anda bosan menghadapi kemacetan di jalur Pantura, Anda bisa mencoba mencari suasana baru dengan memburu satu makanan yang terkenal di Nguling. Lokasinya tepat berada di perbatasan Pasuruan - Probolinggo tepatnya di Jl. Raya Tambakrejo No. 75 Kec. Tongas Kab. Probolinggo.
namanya rawon nguling. Rawon memang identik dengan masakan khas Jawa Timur. Tidak lengkap rasanya jika Anda ke Probolinggo tidak singgah mencicipi rawon nguling yang sudah terkenal sejak tahun 1942 ini.
Anda akan dengan mudah menemui rumah makan ini karena plang nama Rawon Nguling cukup besar, tepat berada di

sebelah kiri jalan arah dari Surabaya dengan model rumahnya tampak seperti rumah tinggal dengan warna tembok bangunan luarnya paduan warna oranye dan kuning muda tampak serasi dan memberi kesan elegan. Ruangannya bercat hijau cerah memberi kesan luas dan sejuk dengan jendela terbuat dari kayu yang terbuka lebar di bagian atasnya. Dilengkapi dengan kursi terbuat dari kayu agar terkesan adem dan lebih alami. Tampak menarik perhatian foto Presiden SBY bersalaman dengan pemilik dan perintis Rawon Nguling, Hj. Siti Fatimah Dahlan yang saat ini usianya menginjak 80 tahun.
Kapasitas ruangannya kurang lebih 200 kursi dan luas parkir kurang lebih bisa menampung 35 sampai 40 mobil ukuran kecil, bahkan tak jarang pengunjung biasanya parkir di rumah pemiliknya yang kebetulan bersebelahan dengan rumah makan. Tak hanya parkiran yang luas yang tersedia. Di sini juga ada mushola yang cukup besar dan toilet yang cukup bersih, sehingga Anda bisa melepas lelah sembari menikmati menu rawon nguling yang legendaris ini. Jam buka rumah makan ini dari pukul 05.00 sampai 22.00 WIB. Jam buka yang terbilang cukup pagi ini karena lokasinya dekat dengan Pasar Hewan, di

mana pada pagi hari pengunjungnya yang datang umumnya kusir dokar, pencari rumput, pejagal sapi. Ramainya jam 12 hingga jam 3 sore dan mulai jam 6 sore hingga jam 8 malam mulai ramai lagi. Namun rumah makan ini tutup pada saat bulan Puasa, dan akan kembali buka H+2 Lebaran.
Kaya Bumbu Dapur dan Rempah. Dengan merogoh kocek Rp 10.000 Anda bisa menikmati satu mangkok rawon nguling plus nasi berisi daging sapi dengan kuah berwarna cokelat yang dihasilkan dari kluwek atau disebut juga pucung. Aroma rawon yang khas karena ada campuran 13 macam bumbu dan rempah yang dipakai seperti kunyit untuk menetralisir warna hitam kluwek sehingga warna kuah rawon tidak hitam pekat tetapi tampak cokelat. Jenis kluwek yang dipilihnya juga yang berwarna hitam pekat dan rasanya manis. Rasa manis rawon ditimbulkan dari rasa manis kluwek, bukan karena kecap, karena rawon nguling tidak menggunakan kecap dalam proses pengolahannya. Rasanya semakin segar saat dinikmati dengan tambahan perasan jeruk purut.




Sejak Awal Tidak Pindah-Pindah. Semenjak berdiri hingga saat ini Rofiq Ali Pribadi mengaku tidak pernah pindah tempat. Hanya bangunannya saja yang bertambah besar. Usaha keluarga ini memang berdiri sudah puluhan tahu lalu, tepatnya pada tahun 1942 yang didirikan oleh almarhum Karyodirso dan Hj. Siti Fatimah Dahlan yang saat ini usianya menginjak 70 tahunan dengan investasi sekitar Rp 30 saat itu.
Awal berdirinya Rawon Nguling dikenal dengan nama Warung Lumayan. Seiring waktu berjalan dan warung pun semakin ramai dengan pengunjung yang beragam, akhirnya tahun 1985 Warung Lumayan ini didaftarkan ke Haki dengan nama Rawon Nguling. Nama Nguling sendiri

diambil dari nama kecamatan di wilayah Pasuruan. Alhasil karena perkembangan usahanya saat ini Rawon Nguling memiliki 6 cabang dan semua cabang dikelola oleh keluarga antara lain berlokasi di Jl. Kendangsari Industri 41-B Surabaya, Jl. Kutai No.34 Surabaya, Jl. Rajawali No.110 Surabaya, Jl. Raya Kedungturi 33-B V Taman Sepanjang-Sidoarjo, Jl. Zainul Arifin No. 62 Malang, Jl. Raya Kepulungan Pandaan-Pasuruan.
Setiap harinya rumah makan ini selalu ramai dikunjungi pelanggannya. Terutama hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Kalangan yang datang pun beragam mulai dari pekerja kantoran, keluarga yang kebetulan lewat jalur Pantura bahkan tak jarang pula sering dijadikan tempat kumpulnya para ulama NU, pegawai negeri atau koperasi yang mengadakan acara syukuran. Tak hanya itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah singgah ke rumah makan ini saat ia berkunjung ke Jember bulan Januari 2006 lalu. Masih banyak lagi orang terkenal lainnya seperti Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Ketum PBNU KH Hasyim Muzadi, mantan gubernur Jawa Timur Imam Utomo dan selebritis Ibukota seperti Sahrul Gunawan,





Ayu Azhari, serta Putri Indonesia Nadine Chandrawinata.
Tak heran jika dalam sehari ia bisa menghabiskan 1 kuintal daging sapi, di mana untuk 1 kg daging bisa menjadi 10 porsi. Sedangkan hari libur atau weekend bisa mencapai 2 kuintal daging sapi. Dan saat momen Lebaran seperti saat ini, dalam sehari ia bisa menghabiskan 3 kuintal daging. Dan kebutuhan beras per harinya bisa menghabiskan 60 kg. Untuk belanja daging sapi dan bahan baku lain serta peralatan masak di Pasar Probolinggo.
Untuk mengembangkan usahanya, suami dari Ratnawati dibantu oleh 50 orang karyawan. Untuk tenaga kerja bagian depan atau yang melayani tamu semuanya laki-laki dengan seragam batik dan celana kain hitam, sedangkan karyawan wanita di bagian dapur. Gajinya per hari berkisar Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Keuntungan usahanya digunakan untuk mengembangkan usaha dan menghidupi 50 orang tenaga kerjanya.
Tags: makanan , Profile

0 komentar

Leave a Reply