Subscribe:Posts Comments

You Are Here: Home Kerajinan , Kupu-kupu KUPU KUPU BERTELUR DOLAR

ANDAI pengarang lagu kupu-kupu itu Abdul Hamid, Pemilik CV. ABC di Kecamatan KrucilKabupaten probolinggo jawabnya jelas: “Ke hutan Argopuro, aku terbang.” Lima tahun lalu, Abdul yang sedang mengawasi saluran irigasi di kawasan kaki Gunung Argopuro tertegun. Untuk pertama kalinya, ia melihat kupu-kupu yang sungguh cantik warna sayapnya. “Itu jenis yang belum pernah saya lihat,” tuturnya yang telah belasan tahun naik-turun dan mengitari lereng Argopuro di kawasan Probolinggo itu. Singkat kata, saat itu juga Abdul hamid jatuh cinta kepada kupu-kupu: ia berniat memelihara.

Kini, kisah cinta itu berbuah sudah. Abdul Hamid sukses memelihara kupu-kupu dengan cara menangkarkan. Dan, itu juga berarti bisnis bernilai puluhan juta rupiah. Seekor kupu-kupu langka ia jual antara Rp 900.000 dan Rp 950.000.
Semua itu berkat kerja keras Abdul Hamid yang tak kenal putus asa. Ketika pertama kali mengikuti kupu-kupu ke sarangnya dan membawa pulang empat telur, percobaannya gagal total.

Akhirnya, ia tahu, misalnya, setiap kupu-kupu ternyata punya tanaman tertentu untuk menu ulatnya, kupu-kupu juga tidak boleh telat makan. Sebagian besar kupu-kupu menyukai bunga berwarnajingga, kuning, oranye, atau merah merekah. Jenis tanaman yang paling disukai kupu-kupu biasanya beraroma menyengat, seperti soka, kenikir, kembang kertas, kamboja jepang, kacapiring, cempaka, mawar, melati, sedap malam, dan kemuning. Kupukupu jenis Papilio, yang kebanyakan bersayap indah, umumnya menyukai bunga beraroma lemon.

Ada enam jenis kupu-kupu lain yang juga tergolong langka yang juga ia tangkarkan: tonos, Atopoera luxti, Papilio paris, Papilio memmum, Fineres, dan Crapium sarpedon.
Maka, secara tak langsung, Abdul Hamid di satu sisi ikut menyelamatkan kelahiran sejumlah kupu-kupu langka yang sebagian indah sayapnya, yaag sebagian lagi biasa-biasa saja. Di alam bebas belum tentu kupu-kupu yang menetas dari kepompong selamat — bisa dimakan burung, serangga lain, dan sebagainya. Tapi, karena yang lahir di kandanya ,ia tak dikembalikan ke hutan dan ia pun tak menangkapkan dalam arti kata sebenarnya–kupu-kupu dipelihara sampai bertelur di kandang–bisa juga dikatakan tak menambah apa pun bagi populasi kupu-kupu di Hutan Argopuro.

Juga belum jelas, adakah pembeli kupu-kupu langka, juga menangkapnya atau sekadar dijadikan koleksi dan bahan penelitian sampai kupu-kupu itu mati. Para pembeli kebanyakan memang pakar serangga atau pencinta lingkungan hidup, khusunya serangga.
Sebenarnya, menangkarkan kupu-kupu langka yang hidup di dataran tinggi takmenyita waktu sepanjang tahun. Masa berkembang biak kupu-kupu jenis ini hanya sekitar dua bulan dan masa penetasan ada di awal musim hujaul. Ditambah sekitar sebulan menyiapkan kandang berukuran 3 x 2,5 x 2,5 meter, yang diisi berbagai tanarnan perdu dan bunga untuk makanan ulat dan kupu-kupu bekerja tiga bulan untuk menangkarkan kupu-kupu itu. Tiga bulan selanjutnya adalah masa menanti pembeli. Hariyanto mengaku, rata-rata ia bisa memperoleh untung Rp 10 juta dalam dua kali penangkaran.

Bila Anda sempat menengok kandang penangkaran itu, jangan kaget bila di antara pepohonan perdu yang kebanyakan pohon kembang soka tampak batu-batu. Kata sang penangkar, kupu-kupu suka hinggap di batu dan berjemur di panas matahari. Dan selain mengisap nektar (cairan gula yang ada pada mahkota bunga), ada juga kupu-kupu yang minum dan mengekstraksi garam dari tanah yang lembap.



Seperti sudah disebutkan, sejauh ini sebenarnya Abdul Hamid hanya “memindahkan” penetasan telur atau pemeliharaan ulat dari hutan ke kandang di halaman rumahnya. Bila dipelihara mulai dari telur, telur itu ditempelkan pada daun. Agar telur aman dari predator bisa disimpan dalam plastik bekas air kemasan dan ditempatkan dalam lemari yang diberi kelambu–kalau menetas, ulatnya tidak merayap ke mana-mana. Bila dipelihara dari kepompong, setiap pagi kepompong itu harus disemprot agar kelembapan kulitnya yang biasanya selalu terkena embun di alam bebas terjaga. Kalau kulit kepompong kering, kupu-kupu muda sulit keluar dari “selimut”.

Sudah juga disinggung, kupu-kupu di kandang tak lamakeberadaannya sehingga tak sampai bertelur. Bila kupu-kupu itu tak laku dibeli orang, ini agak kejam juga–disuntik mati. Jasadnya, yang tetap indah, dijadikan isi berbagai hiasan dari resin.

Bagaimana pemasarannya ? kupu-kupu yang diawetkannya, mencetaknya sejumlah yang diperlukan, lalu di tiap belakang foto itu ada pemberitahuan: barangsiapa ingin beli kupukupu hidup atau mati, silakan datang ke rumahnya; di bawahnya ada narna dan alamatnya.

0 komentar

Leave a Reply