Subscribe:Posts Comments

You Are Here: Home Batik , Kerajinan Merintis Paiton Kota Batik



Tak semua orang mempunyai mimpi untuk membuat daerahnya lebih dikenal masyarakat dengan ciri khas potensi daerahnya. Salah satunya, Hj. Chotimatul Husnah. Ia mempunyai cita-cita besar untuk menjadikan Paiton Kota Batik. Terinspirasi dari keinginan untuk melanjutkan warisan nenek moyang di daerah Paiton tempo doloe, yang rata-rata adalah pengerajin batik. Maka sejak 3 tahun


lalu, ibu 3 orang anak ini, memulai usahanya memproduksi batik tradisional khas Probolinggo, dengan lebel UD. Mutiara.

Menurut dia tidak mudah memuai usaha batik.Karena tidak semua orang bisa dan mau membatik. Karena itu, setahun sebelum memulai usaha batinya, ia lebih dulu mengikuti berbagai pelatihan batik sekaligus magang di luar kota. Seperti di Pekalongan, Banyuwangi bahkan Yogyakarta.

Dari pelatihan dan magang tersebut ia muali mencari tenaga kerja di sekitar tempat tinggalnya yakni Desa Sukodadi Kecamatan Paiton. Itupun tidak mudah. Sebab, tidak semua orang bisa dan mau mbatik.

“Orang yang mau mbatik itu harus disiplin, sabar, tekun dan ikhlas,”terangnya menerawang.Dari 10 orang tenaga kerja kini usaha batiknya terus berkembang. Sehingga ia pun membutuhkan 25 tenaga kerja, untuk proses produksi mulai dari pengecapan, pewarnaan, nglorod hingga penjemuran.



sehari ia mampu memproduksi 25 – 30 potong kain batik. Dengan harga per potong, Rp. 40.000. Sehingga dalam sebulan produksi batik Mutiara rata-rata mencapai 900 potong. Namun di moment tertentu, seperti pemilu baru-baru ini, pesanan bisa melonjak hingga 1.500 potong.Tak heran omzet yang ia dapat pun mencapai Rp. 30.000 – Rp. 60.000 setiap bulannya.

Selain melayani pesanan lokal, ibu yang masih terlihat muda di usia menjelang 40 tahun ini, juga melayani pesanan dari luar daerah seperti Pasuruan dan Lumajang.

Ke depan, ia mempunyai keinginan untuk lebih fokus ke batik painting, yang sekarang sedang menjadi trend masyarakat. Dengan batik painting itu pula Chotimatul berencana membidik dunia pendidikan melalui produksi seragam batik SD hingga SMA.

Penghargaan Sebagai Perempuan Inovatif
Memiliki suami yang juga sibuk di bidang jasa pemberangkatan haji dan 3 orang anak yang masih kecil, tidak menghalangi Hj. Chtimatul untuk berkarya dan berinovasi. Melalui ide-ide kreatifnya, ia mampu memberdayakan kaum perempuan di desa dan sekitarnya untuk memperoleh penghasilan keluarga. Selain memiliki usaha batik, ia juga mempunyai 3 kelompok usaha binaan yang tersebar di Sukodadi dan sekitarnya.
Diantaranya, usaha produksi rengginang, pengerajin kulit kerang dan payet. Tidak hanya memberikan pembinaan, Hj. Chotimatul yang dalam penampilannya selalu menutup aurat ini, juga membantu pemasaran dari hasil usaha kelompok binaannya

Dari usaha kerasnya memperdayakan ekonomi mayarakat lokal tersebut, tahun 2006 lalu ia dinobatkan sebagai Perempuan Inovatif oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan Propinsi Jawa Timur. Melalui Program Pembangunan Pemberdayaan Ekonomi Lokal akhirnya ia memperoleh bantuan Dana sebesar 25 juta rupiah.

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas penghargaan ini. Walaupun jujur saya tidak terpikir sama sekali usaha saya untuk membantu masyarakat dihargai oleh pemerintah,”urainya bersemangat.



Namun di tengah kebahagiaannya itu, Hj. Chotimatul masih menyimpan impian dan cita-cita besar yang belum terwujud yakni menjadikan Paiton sebagai Kota Batik. SELAMAT BU, TERUSLAH BERJUANG UNTUK CITA-CITAMU !!!!.

Tags: Batik , Kerajinan

0 komentar

Leave a Reply