Berangkat dari keinginan untuk lebih dekat dengan keluarga, Budiardi yang awalnya bekerja sebagai pelaut akhirnya memilih itik sebagai sumber mata pencaharian hidup. Sebenarnya usaha ini sudah dirintis oleh istrinya sejak tahun 1993 dengan beternak itik. Tahun 2002 Budiardi mulai serius menekuni ternak itik tersebut dengan memanfaatkan halaman belakang rumahnya yang cukup luas didesa Taman Sari Kecamatan Dringu. Awalnya bapak dua anak ini beternak 100 ekor itik. Guna mengembangkan usahnya, Budiardi mengajukan Proposal kepada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Probolinggo untuk mendapatkan kredit modal kerja. Alhasil proposal diterima. Tahun 2002 ia menerima kucuran dana pinjaman Kredit Modal Kerja UKM ( KMK UKM ) sebesar Rp. 3.000.000,-
Berkat ketekunan dan keseriusannya, usaha ternak Budiardi terus berkembang. Tahun 2004 ia kembali mendapatkan kucuran KMK UKM sebesar Rp. Juta. Terakhir Budiardi mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 20 juta untuk pengembangan usahanya. Kini Budiardi telah memiliki tak kurang dari 1000 ekor itik yang dipeliharanya bersama istri dan seorang tenaga pembantu.
Awalnya ia mendapatkan informasi tentang bantuan pinjaman untuk modal kerja saat mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Probolinggo tahun 2002, dan pemateri dari Dinas Koperasi, UKM menjelaskan tentang pinjaman untuk permodalan.
Terkait produksi ternaknya, Budiardi menjelaskan perhari bisa dihasilkan 700 butir telur. Telur telur tersebut sebagian langsung dijual dan yang sebagian lagi diasinkan. Untuk pemasaran, sementara ini Budiardi masih melayani permintaan dari sekitar Probolinggo. Pelanggan juga ada yang rutin datang langsung mengambil telur ditempat.
Budiardi menjelaskan itik yang dipelihara adalh jenis Campbell yang menurutnya lebih cocok dengan lingkungan setempat. Perawatan unggas yang satu ini memang lebih mudah dan murah dibandingkan unggas lainnya seperti ayam dan burung. Untuk menjaga kesehatan ternak, perawatannya lebih mudah, karena bebek ( itik I lebih kuat, yang terpenting kebersihan kandang harus selalu dijaga.
Dari penghasilan beternak itik ini, Budiardi dapat menafkahi istri dan dua orang anaknya. Biaya produksi dan perawatan ternak dapat diimbangi dengan hasil produksi telur tiap hari. Meskipun berkembang cukup pesat, Budiardi mengaku masih ingin terus mengembangkan usahanya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat jumlah itiknya bisa bertambah, harap Bapak berusia 43 tahun ini.
Berkat ketekunan dan keseriusannya, usaha ternak Budiardi terus berkembang. Tahun 2004 ia kembali mendapatkan kucuran KMK UKM sebesar Rp. Juta. Terakhir Budiardi mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 20 juta untuk pengembangan usahanya. Kini Budiardi telah memiliki tak kurang dari 1000 ekor itik yang dipeliharanya bersama istri dan seorang tenaga pembantu.
Awalnya ia mendapatkan informasi tentang bantuan pinjaman untuk modal kerja saat mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Probolinggo tahun 2002, dan pemateri dari Dinas Koperasi, UKM menjelaskan tentang pinjaman untuk permodalan.
Terkait produksi ternaknya, Budiardi menjelaskan perhari bisa dihasilkan 700 butir telur. Telur telur tersebut sebagian langsung dijual dan yang sebagian lagi diasinkan. Untuk pemasaran, sementara ini Budiardi masih melayani permintaan dari sekitar Probolinggo. Pelanggan juga ada yang rutin datang langsung mengambil telur ditempat.
Budiardi menjelaskan itik yang dipelihara adalh jenis Campbell yang menurutnya lebih cocok dengan lingkungan setempat. Perawatan unggas yang satu ini memang lebih mudah dan murah dibandingkan unggas lainnya seperti ayam dan burung. Untuk menjaga kesehatan ternak, perawatannya lebih mudah, karena bebek ( itik I lebih kuat, yang terpenting kebersihan kandang harus selalu dijaga.
Dari penghasilan beternak itik ini, Budiardi dapat menafkahi istri dan dua orang anaknya. Biaya produksi dan perawatan ternak dapat diimbangi dengan hasil produksi telur tiap hari. Meskipun berkembang cukup pesat, Budiardi mengaku masih ingin terus mengembangkan usahanya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat jumlah itiknya bisa bertambah, harap Bapak berusia 43 tahun ini.
0 komentar